Langsung ke konten utama

Review

Judul: Heart Block
Penulis: Okke Sepatumerah
Penerbit: GagasMedia

Senja  Hadiningrat mengawali karirnya dari sebuah novel pertamanya berjudul Omnibus, ia berhasil meraih juara pertama dalam festival Penulis Indonesia kategori Pendatang Baru   Berbakat. Ia mendapat kesempatan memperdalam bakat menulisnya dengan mengikuti program menulis kreatif, tetapi novel yang ditulisnya tak sebagus novel pertamanya, hingga dewan juri membanding-bandingkannya dengan Omnibus. 


Senja dibanjiri tawaran menulis. Tasya sang kakak tiri menobatkan diri sebagai manager Senja, ia menyarankan Senja menerima tawaran dari penerbit lain yang bekerja sama dengan sebuah merk fashion sepatu perempuan. Singkatnya, Senja harus menulis novel urban yang mengandung unsur promosi produk sepatu tersebut. Karya Senja itu pun meledak di pasaran. Banyak kaum muda khususnya perempuan yang menyukai novel tersebut. Seiring dengan melejitnya karir Senja sebagai penulis, kesibukannya pun bertambah. Ia wajib mengikuti kegiatan ini-itu yang berhubungan dengan promosi, mulai dari kegiatan book signing, talk show, hingga road show di berbagai kota, yang ternyata cukup melelahkan. Dengan kesibukan yang begitu padat, waktu untuk menulis pun berkurang. Selain itu, Tasya yang kini bertindak sebagai manajer dengan seenaknya menerima berbagai macam tawaran job untuk Senja, misalnya menulis artikel untuk majalah atau menulis novel adaptasi dari film. Semua itu membuat Senja lelah dan ujung-ujungnya mengalami hal yang paling ditakutkan oleh semua penulis: writer’s block.

Belum pulih dari writer’s block, Senja didaulat untuk menjadi pionir 40 Days Project oleh chief penerbit besar yang dulu pernah mengadakan kegiatan pelatihan menulis bagi Senja. Sesuai namanya, 40 Days Project adalah proyek menulis novel selama 40 hari. Senja diminta menjadi icon untuk proyek ini dan diharapkan mampu menggugah semangat para calon penulis muda di luar sana untuk berkarya. Senja menerima proyek tersebut.

Senja semakin depresi, hingga akhirnya ia memutuskan berlibur ke Ubud, Bali untuk menyegarkan pikirannya, di sana Senja bertemu seorang pelukis muda bernama Genta yang sedang mengerjakan proyek pameran lukisan. Dengan mudahnya ia akrab dengan Genta, hingga banyak adegan-adegan romantis yang terjadi diantara mereka.

 Dalam novel Heart Block Okke menuliskan tentang jungkir balik perjuangan seorang penulis dalam menghadapi kemacetan ide, mood yang kurang mendukung serta pelarian dan pelampiasan ketika setres menghadapi deadline yang semakin mendesak. Novel ini sangat bagus untuk dijadikan sebuah referensi untuk memotivasi penulis pemula yang memiliki karakter seperti Senja, sering stress dan kurang percaya diri, sayangnya tokoh Senja dalam novel ini selalu melampiaskan segala hal dengan merokok, hal ini terasa mengganggu kekaguman pembaca, padahal di awal-awal diceritakan bahwa Senja seorang pendidik.


#Reviewnovel
#TantanganodopIV
#Odop

Komentar

  1. Balasan
    1. Iya cocok buat motivasi penulis yg moody kayak saya

      Hapus
  2. Bukunya boleh tuh jadi sarapan buat kita" hihihi

    BalasHapus
  3. Keren nih , bisa Jafi penyemangat untuk penulis

    BalasHapus
  4. Pas buat saya yg moody an kalo nulis hihi,

    BalasHapus
  5. Jadi pingin baca novel ini. ๐Ÿ˜

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kotak Kosong

Kotak Kosong Lamat-lamat suara tahlilan menyeruak dari rumah sederhana di bibir pantai selatan. Gemerincik air hujan yang jatuh di atas tenda plastik berwarna biru seakan menambah suasana duka di desa terpencil itu. Puluhan pemuda dan beberapa anggota polisi duduk bergerombol sambil menatap karangan bunga duka cita dari komandan pasukan pengamanan presiden. Sementara di sudut rumah bagian tengah seorang perempuan setengah baya masih tak sadarkan diri melihat jasad suaminya terbujur kaku penuh luka tusukan senjata tajam. “Kenapa ya kematian pak kades begitu tragis dan mendadak?” ujar Randy pada sahabatnya “Sudah ajalnya begitu.” “Tapi aku mencurigai satu nama disini.” “Siapa?” tanya Abdul “Aku yakin dalang di balik penculikan dan pembunuhan pak kades adalah pak Imong, kan pak Imong salah satu calon lawan pak kades, lagian ya pak Imong itu sepertinya antusias banget pengen jadi kepala desa, Cuma wajahnya aja sok alim, padahal hatinya busuk.” Bisik Randy persis di daun teli

Untuk Sebuah Cinta Suci

Allahumma shoyyiban nafi’aan Zahra menggosok-gosok telapak tangan agar tubuhnya tidak terlalu dingin. Sementara Gi membuka jaket yang dikenakannya lalu membalutkannya pada tubuh Zahra. Dengan cekatan Gi memesan satu gelas teh manis hangat dan meminumkannya pada Zahra. “Sudah tidak terlalu dingin kan?” Zahra menggelengkan kepala. “Mie ayamnya cepet dimakan, nanti keburu dingin!” “Masih males gerakin tangan.” “Yah, mulai deh manjanya, bilang aja pengen disuapin.” Ujar Gi sambil mengambil sendok garpu, ia bermaksud menyuapi Zahra, tetapi tangannya ditahan Zahra. “Bisa sendiri kok.” “Siapa juga yang mau suapin kamu.” “Ya udah fokus makan masing-masing.” Zahra pura-pura ngambek. Mereka diam bebrapa menit. “Ra,” “Hmmm.” Zahra mengangkat kepalanya, menatap wajah Gi, lalu tertawa. “Ada yang lucu dengan wajahku?” tanya Gi. Zahra hanya tersenyum, ia mengambil tisu lalu membersihkan dagu kekasihnya yang belepotan bumbu mie ayam.   “Ra apa kamu yakin dengan keputusan