Langsung ke konten utama

pilihan Hidup


Pilihan Hidup


Jika hidup ini pilihan anda mau pilih yang mana?
1.      Banyak uang tapi tidak banyak waktu?
2.      Banyak waktu tapi tidak banyak uang?
3.      Tidak punya waktu tapi banyak uang?
4.      Tidak banyak uang dan tidak banyak waktu?
5.      Banyak uang dan banyak waktu?
6.      Banyak uang tapi tidak sehat?
7.      Sehat tapi tidak banyak uang?
8.      Tidak sehat dan tidak banyak uang?
9.      Sehat dan banyak uang?
10.  Dari kesembilan point di atas anda bisa menjawab sendiri siapakah mereka?

Menurut  Robert T Kiyosaki, manusia terbagi menjadi empat kelompok, yaitu tipe investor (pemodal), karyawan (employee), pengusaha (business owner), dan pekerja mandiri (self employed atau small business owner). Mereka tentu saja memiliki kebebasan dalam masalah keuangan yang berbeda-beda.

1.      Investor  (pemodal)
Investor adalah orang yang menanamkan modal untuk terciptanya suatu bisnis (usaha). Sebagai investor, dia tidak harus mengerjakan atau mengelola bisnisnya. Bisnis yang dimodalinya diharapkan berjalan lancar dan menguntungkan sehingga dia bisa mendapatkan pembagian keuntungan (profit) berupa passive income tanpa dia harus bersusah payah memikirkan bagaimana bisnisnya harus berjalan mulus.
Banyak orang beranggapan  bahwa untuk menjadi seorang investor diperlukan modal yamg banyak. Benarkah? Belum tentu. Memang untuk membuat suatu bisnis yang besar diperlukan modal yang besar, seperti pembuatan mal, supermarket, hotel. Dalam bisnis semacam itu tidak setiap orang bisa menjadi pemodal. Namun, bila perusahaan itu bersifat terbuka, biasanyas ebagian sahamnya di tawarkan kepada masyarakat untuk bisa dibeli.  Investor juga bisa menanamkan uangnya di Bank dalam bentuk deposito atau reksadana, asuransi, bursa saham, bursa komoditi, maupun valuta asing.

2.      Employee  (karyawan)
Menjadi karyawan memang memiliki kenyamanan tersendiri. Dimana seorang karyawan mendapatkan penghasilan yang  tetap dan teratur. Setiap bulan menerima gaji, bonus, komisi, tunjangan dan lain-lain. Belum lagi ditambah Tunjangan Hari Raya dan fasilitas-fasilitas lain yang memberikan kemudahan dalam hidupnya. Kenyamanan ini menjadi dambaan hampir setiap orang sehingga akhirnya mereka  hanya berfikir bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan yang memberikan segala kemudahan dan kenikmatan dalam hidup. Tapi disisi lain kita dituntut loyal pada perusahaan, karena meningkatnya produktivitas perusahaan sangat bergantung pada produktivitas dan kinerja karyawannya
.
3.      Business owner (pengusaha)
Kita sering mendengar komentar “ jadi business owner itu enak daripada jadi karyawan atau self employed karena tidak harus diatur orang lain dan bisa bekerja sesuka hati kita.” Benarkah komentar tersebut? Memang seorang business owner lebih bebas mengatur jam kerjanya karena dia memiliki seorang manajer yang bisa mengelola bisnisnya bila dia meninggalkan pekerjaannya. Namun itu tidak berarti bahwa bisnisnya akan tetap berjalan lancar . bila sang manajer melakukan kesalahan fatal yang membuat rugi atau bahkan bangkrut bisnis yag di percayakan kepadanya, kerugian  tersebut harus ditanggung oleh business owner. Artinya, meskipun memiliki kebebasan mengatur waktu kerja, seorang business owner tetap memiliki resiko yang tidak jarang di tanggung sendiri.

4.      Self employed atau small business owner (pekerja mandiri)

Bekerja dengan profesi sebagai self employed atau wirausahawan mengharuskan kita mengelola sendiri bisnis kita. Mungkin sebagian orang mengangggap bekerja sebagai wirausaha itu tidak memiliki kenyamanan karena setiap bulan kita tidak memiliki penghasilan yang tetap, tidak ada bonus, tunjangan dan fasilitas. Bila usaha atau bisnis kita bangkrut, kita pasti akan mendapatkan kesulitan dalam hidup. Apalagi kalau ditambah dengan  harus menanggung utang. Wah, jelas sangat tidak nyaman. Dilain pihak bekerja sebagai self employed memiliki kebebasan waktu alias tidak terikat  oleh aturan atau jam kerja kantor. Seorang wirausaha bebas mengatur jam kerja sesuka hati. Besar kecilnya penghasilanpun ditentukan oleh jerih payahnya sendiri.
Menjadi seorang wirausaha memang tidak  mendapatkan fasilitas, bonus, ataupun tunjangan dari perusahaan. Namun jangan keliru, justeru wirausahawan bisa membuat sendiri fasilitas, bonus, maupun tunjangan bagi dirinya sendiri. Tentu saja dengan cara dia harus kerja cerdas (work smart) untuk mengelola usaha/bisnisnya guna mendapatkan keuntungan yang maksimal sehingga akhirnya dia bisa mengalokasikannya ke dalam bonus, tunjangan maupun fasilitas bagi dirinya.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review

Judul:  Heart Block Penulis: Okke Sepatumerah Penerbit: GagasMedia Senja  Hadiningrat mengawali karirnya dari sebuah novel pertamanya berjudul Omnibus, ia berhasil meraih juara pertama dalam festival Penulis Indonesia kategori Pendatang Baru   Berbakat. Ia mendapat kesempatan memperdalam bakat menulisnya dengan mengikuti program menulis kreatif, tetapi novel yang ditulisnya tak sebagus novel pertamanya, hingga dewan juri membanding-bandingkannya dengan Omnibus.  Senja dibanjiri tawaran menulis. Tasya sang kakak tiri menobatkan diri sebagai manager Senja, ia menyarankan Senja menerima tawaran dari penerbit lain yang bekerja sama dengan sebuah merk fashion sepatu perempuan. Singkatnya, Senja harus menulis novel urban yang mengandung unsur promosi produk sepatu tersebut. Karya Senja itu pun meledak di pasaran. Banyak kaum muda khususnya perempuan yang menyukai novel tersebut. Seiring dengan melejitnya karir Senja sebagai penulis, kesibukannya pun bertambah. Ia wajib mengikuti kegi

Kotak Kosong

Kotak Kosong Lamat-lamat suara tahlilan menyeruak dari rumah sederhana di bibir pantai selatan. Gemerincik air hujan yang jatuh di atas tenda plastik berwarna biru seakan menambah suasana duka di desa terpencil itu. Puluhan pemuda dan beberapa anggota polisi duduk bergerombol sambil menatap karangan bunga duka cita dari komandan pasukan pengamanan presiden. Sementara di sudut rumah bagian tengah seorang perempuan setengah baya masih tak sadarkan diri melihat jasad suaminya terbujur kaku penuh luka tusukan senjata tajam. “Kenapa ya kematian pak kades begitu tragis dan mendadak?” ujar Randy pada sahabatnya “Sudah ajalnya begitu.” “Tapi aku mencurigai satu nama disini.” “Siapa?” tanya Abdul “Aku yakin dalang di balik penculikan dan pembunuhan pak kades adalah pak Imong, kan pak Imong salah satu calon lawan pak kades, lagian ya pak Imong itu sepertinya antusias banget pengen jadi kepala desa, Cuma wajahnya aja sok alim, padahal hatinya busuk.” Bisik Randy persis di daun teli

Untuk Sebuah Cinta Suci

Allahumma shoyyiban nafi’aan Zahra menggosok-gosok telapak tangan agar tubuhnya tidak terlalu dingin. Sementara Gi membuka jaket yang dikenakannya lalu membalutkannya pada tubuh Zahra. Dengan cekatan Gi memesan satu gelas teh manis hangat dan meminumkannya pada Zahra. “Sudah tidak terlalu dingin kan?” Zahra menggelengkan kepala. “Mie ayamnya cepet dimakan, nanti keburu dingin!” “Masih males gerakin tangan.” “Yah, mulai deh manjanya, bilang aja pengen disuapin.” Ujar Gi sambil mengambil sendok garpu, ia bermaksud menyuapi Zahra, tetapi tangannya ditahan Zahra. “Bisa sendiri kok.” “Siapa juga yang mau suapin kamu.” “Ya udah fokus makan masing-masing.” Zahra pura-pura ngambek. Mereka diam bebrapa menit. “Ra,” “Hmmm.” Zahra mengangkat kepalanya, menatap wajah Gi, lalu tertawa. “Ada yang lucu dengan wajahku?” tanya Gi. Zahra hanya tersenyum, ia mengambil tisu lalu membersihkan dagu kekasihnya yang belepotan bumbu mie ayam.   “Ra apa kamu yakin dengan keputusan