=============================
🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾🌻🌾🌾
📚 Menyimpan Emas Untuk Menabung
Tidak ada larangan investasi emas di rumah, dikumpulkan, lalu dijual lagi saat harga tinggi. Itu merupakan salah satu metode menabung. Selama dia tidak lupa mengeluarkan zakatnya saat sudah mencapai nishab dan cukup satu haul. Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۗ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
'Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih." (QS. At-Taubah: 34)
Ayat ini bukan melarang dan mengancam menyimpan emas dan perak tapi mengancam bagi mereka yang menyimpan emas dan perak tapi tidak menzakatkannya.
Maksud dari "tidak menginfakkannya di jalan Allah" adalah zakat, sebagaimana keterangan Imam Ibnu Jarir Rahimahullah:
قالوا: وعنى بقوله: {ولا ينفقونها في سبيل الله} [التوبة: ٣٤] ولا يؤدون زكاتها
Para ulama mengatakan, makna firman-Nya: Mereka tidak menginfakkannya di jalan Allah yaitu, Mereka tidak menunaikan zakatnya. (Tafsir Ath Thabari, 11/424)
Nabi saw sendiri menyimpan emas batangan (at tibr) lalu Beliau sedekahkan. Dari ‘Uqbah bin Al-Harits ra, katanya:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَصْرَ فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ سَرِيعًا دَخَلَ عَلَى بَعْضِ نِسَائِهِ ثُمَّ خَرَجَ وَرَأَى مَا فِي وُجُوهِ الْقَوْمِ مِنْ تَعَجُّبِهِمْ لِسُرْعَتِهِ فَقَالَ ذَكَرْتُ وَأَنَا فِي الصَّلَاةِ تِبْرًا عِنْدَنَا فَكَرِهْتُ أَنْ يُمْسِيَ أَوْ يَبِيتَ عِنْدَنَا فَأَمَرْتُ بِقِسْمَتِهِ
“Aku shalat ashar bersama Nabi saw, ketika Beliau salam, beliau berdiri cepat-cepat lalu masuk menuju sebagian istrinya, kemudian Beliau keluar dan memandang kepada wajah kaum yang nampak terheran-heran lantaran ketergesa-gesaannya. Beliau bersabda: “Aku teringat saat shalat dengan sebatang emas yang kami miliki, saya tidak suka mengerjakannya sore atau kemalaman, maka saya perintahkan agar emas itu dibagi-bagi.” (HR. Bukhari No. 1221)
Lalu, jika dia mau menjualnya lagi saat harga naik .. tidak masalah. Seseorang berhak memperlakukan barang miliknya sesuka hatinya, mau dia jual, simpan, atau sedekahkan.
Al 'Allamah As Sayyid Abdurrahman bin Umar Rahimahullah berkata:
إذ للمالك أن يتصرف في ملكه بما شاء
"Seorang pemilik harta bebas memperlakukan harta miliknya sesuai kehendaknya." (Bughiyatul Mustarsyidin Hal. 281)
❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁❁═❁
✊🏻 Mengokohkan Langkah, Menggelorakan Istiqamah (OMGT)
Komentar
Posting Komentar