Langsung ke konten utama

Sinopsis skenario Cinta Segurih Emping



Milah terjatuh dan sepedanya terguling, meski tidak begitu keras, tetapi sekarung emping dibelakang sepedanya tercecer berantakkan. Yang lebih parah Bondan, jaketnya sobek, dia terjatuh melabrak setumpuk sayuran didepannya, karena tertabrak sepeda Milah. Pakainnya kotor dan Tas kameranya ikut terlepas, untung gak rusak. Bukannya minta maaf, Milah malah marahi Bondan, kalau jalan lihat-lihat dong.” Katanya sambil melotot. Bondan malah balik marahi Milah, "emang ada ya orang jalan, lihatnya kebelakang, yang ada kamu tuh, eh non kalau bawa sepeda lihat- lihat dong, pokoknya kamu harus ganti segala kerugian saya.
Milah harus menjadi guide, free, menemani Bondanselama berada di kota Rangkas. Itung-itung denda atas kejadian itu, kalau tidak Bondan akan menuntut nya. Begitulah cara damai pun ditempuh, disaksikan tukang sayuran, tukang ikan, tukang cendol, tukang ojek dan keamanan pasar. Cukup adil, karena selama jalan nanti,soal makan dan ongkos Bondan yang nanggung. Acident diperempatan gang didalam pasar itu berbuntut perkenalan antara Sarmilah si cewek kampung pedagang Emping dan Bondan Prawoto, seorang potografer dari kota. Meski terpaksa, keduanya pun berkenalan. Karena sering bertemu, Diam-diam Milah jatuh cinta pada Bondan, tetapi ga lah, Bondan sudah punya pacar, cewek genit dan jutek, namanya Shella. 
Shella menyusul Bondan ke Rangkas. Keributan mulai sering terjadi, Shella cemburu karena Bondan sering jalan bersama Milah, si tukang emping. Dan Milah sendiri mulai jenuh jadi guide nya Bondan karena ga di bayar. Sementara Bondan mulai capek, karena selama jalan, dia dibawa ketempat yg aneh-aneh, sama Guidenya. Kekomedi putarlah, ke pasar malam lah, ketempat pemancingan. Malah suatu hari dia di ajak nonton organ tunggal sama Milah. Katanya ini bagian dari budaya masyarakat kota rangkas. Kata Milah yang polos. Padahal yg di cari Bondan adalah objek wisata yg bernilai tradisional dan masih alami untuk ambil Poto Poto daan meliput berita. Bos nya Bondan dari kota mulai memberi deadline, sementara Shella dan Milah terus berantem, setiap hari ada aja yg diributin. Karuan aja situasi ini bikin Bondan stress.
Suatu hari, Emak, Ibu nya Milah minta di antar ke daerah pedesaan, untuk bertemu sanak saudara. Milahminta izin, tetapi Bondan melarang, ga ada dalam perjanjian, katanya. Mereka pun bertengkar sengit, mengungkit kejadian yang telah lalu. Akhirnya ga ada pilihan bagi Bondan. Solusi nya. Bondan harus ikut bersama Milah  dan Emak. Syaratnya...jangan ajak Shella. Bondan pun mencari akal agar Shella ga ngintil terus, ada dua cara; diajak ke pasar terus ditinggalin, atau Shella di konciin di dalam kamar hotel tempat dia nginep.
Lumayan jauh tempat yang dituju, melewati jalanan pegunungan yang m,asih terasa asing dijumpai Bondan, tetapi justru malah menarik, sepanjang perjalanan Bondan ga berhenti membidikkan kameranya , pemandangan nya bagus. Dan yang paling menakjubkan, ternyata tujuan mereka adalah sebuah kampung wisata tempat produksi;emping. Bondan meliput, bahkan ia minta waktu untuk tinggal di kampung wisata itu beberapa hari, merekapun nginep di rumah seorang kepala desa. Suasana desa membuat Bondan banyak mendapat kan inspirasi, disana masih banyak masyarakat yang belum bisa membaca. 
Kepala Desa mengizinkan Bondan mengajari anak-anak dan orang dewasa untuk membaca, malamnya, dia menulis. Milah semakin kagum pada Bondan, ternyata tidak semua cowok kota itu brengsek, buktinya Bondan baik dan suka membantu sesama.
Diluar dugaan, Bondan menembak Milah di depan rumah kepala desa pada suatu malam, Bondan mencoba mengutarakan cinta nya pada Milah. Tetapi Milah masih ragu karena Shella. Kepada Milah, Bondan mengatakan kalau Shella bukan pacar nya, karena diantara mereka tidak ada ikatan apapun. Mereka hanya teman biasa. Kepala desa menerang kan kalau bapaknya Milah dulunya adalah seorang pengusaha emping yang sukses. Suatu hari, Pak Marwan, bapaknya Milah tertipu oleh seorang pengusahadari kota yg membujuk nya untuk ikut investasi emas. Orang kota itu kabur, ga ada berita. Tetapi ketika disebut kan nama orang kota itu, Bondan kaget bukan kepalang...itukan bapaknya Shella!
Pertemuan pun diatur, pak Marwan bapaknya Milahikut ke kota menemui Pak Majid, orang yang dulu menipunya, beberapa warga juga kepala desa ikut. Mereka mendatangi kantor pak Majid beramai ramai. Keributanpun terjadi antara Pak Marwan yang dibantu beberapa warga dengan pak majid. Shella yang baru datang malah dikira istri mudanya Pak Majid.
Pak Majid tidak bisa mengelak, tetapi ia berusaha menjelaskan kalau uangnya di bawa kabur orang Singapura, rekanan bisnis nya, meski akhirnya ia mengganti kerugian Pak Marwan, merekapun berdamai, asal tidak dilaporkan ke fihak berwajib. Diam diam pak bandot juragan kambing tetangga kepala desa naksir sama Shella, ia rela memberi apa aja buat Shella asalkan Shella mau jadi istrinya yang ke empat! Sementara Bosnya Bondan sangat senang dengan liputan Bondan tentang kampung wisata emping di Rangkas Bitung, karena tulisannya itu menjadi viral di media-media pemberitaan,  dan sebuah perusahaan besar yang memproduksi hasil rempah rempah siap berinvestasi. Dengan uang tabungan nya Bondan berniat membuka usaha menjadi distributor rempah-rempah dan emping di Jakarta, ia meminta bantuan MilahMilah bersedia asal Satu syarat, Bondan harus menikahinya, Bondan menolak, dia ga mau...ga mau menunggu lama-lamaaaaaaaa!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review

Judul:  Heart Block Penulis: Okke Sepatumerah Penerbit: GagasMedia Senja  Hadiningrat mengawali karirnya dari sebuah novel pertamanya berjudul Omnibus, ia berhasil meraih juara pertama dalam festival Penulis Indonesia kategori Pendatang Baru   Berbakat. Ia mendapat kesempatan memperdalam bakat menulisnya dengan mengikuti program menulis kreatif, tetapi novel yang ditulisnya tak sebagus novel pertamanya, hingga dewan juri membanding-bandingkannya dengan Omnibus.  Senja dibanjiri tawaran menulis. Tasya sang kakak tiri menobatkan diri sebagai manager Senja, ia menyarankan Senja menerima tawaran dari penerbit lain yang bekerja sama dengan sebuah merk fashion sepatu perempuan. Singkatnya, Senja harus menulis novel urban yang mengandung unsur promosi produk sepatu tersebut. Karya Senja itu pun meledak di pasaran. Banyak kaum muda khususnya perempuan yang menyukai novel tersebut. Seiring dengan melejitnya karir Senja sebagai penulis, kesibukannya pun bertambah. Ia wajib mengikuti kegi

Kotak Kosong

Kotak Kosong Lamat-lamat suara tahlilan menyeruak dari rumah sederhana di bibir pantai selatan. Gemerincik air hujan yang jatuh di atas tenda plastik berwarna biru seakan menambah suasana duka di desa terpencil itu. Puluhan pemuda dan beberapa anggota polisi duduk bergerombol sambil menatap karangan bunga duka cita dari komandan pasukan pengamanan presiden. Sementara di sudut rumah bagian tengah seorang perempuan setengah baya masih tak sadarkan diri melihat jasad suaminya terbujur kaku penuh luka tusukan senjata tajam. “Kenapa ya kematian pak kades begitu tragis dan mendadak?” ujar Randy pada sahabatnya “Sudah ajalnya begitu.” “Tapi aku mencurigai satu nama disini.” “Siapa?” tanya Abdul “Aku yakin dalang di balik penculikan dan pembunuhan pak kades adalah pak Imong, kan pak Imong salah satu calon lawan pak kades, lagian ya pak Imong itu sepertinya antusias banget pengen jadi kepala desa, Cuma wajahnya aja sok alim, padahal hatinya busuk.” Bisik Randy persis di daun teli

Untuk Sebuah Cinta Suci

Allahumma shoyyiban nafi’aan Zahra menggosok-gosok telapak tangan agar tubuhnya tidak terlalu dingin. Sementara Gi membuka jaket yang dikenakannya lalu membalutkannya pada tubuh Zahra. Dengan cekatan Gi memesan satu gelas teh manis hangat dan meminumkannya pada Zahra. “Sudah tidak terlalu dingin kan?” Zahra menggelengkan kepala. “Mie ayamnya cepet dimakan, nanti keburu dingin!” “Masih males gerakin tangan.” “Yah, mulai deh manjanya, bilang aja pengen disuapin.” Ujar Gi sambil mengambil sendok garpu, ia bermaksud menyuapi Zahra, tetapi tangannya ditahan Zahra. “Bisa sendiri kok.” “Siapa juga yang mau suapin kamu.” “Ya udah fokus makan masing-masing.” Zahra pura-pura ngambek. Mereka diam bebrapa menit. “Ra,” “Hmmm.” Zahra mengangkat kepalanya, menatap wajah Gi, lalu tertawa. “Ada yang lucu dengan wajahku?” tanya Gi. Zahra hanya tersenyum, ia mengambil tisu lalu membersihkan dagu kekasihnya yang belepotan bumbu mie ayam.   “Ra apa kamu yakin dengan keputusan